Hubungan Republik Islam Iran dengan Republik Indonesia
Republik Islam Iran dan Republik Indonesia telah memulai hubungan diplomatik mereka di tingkat Menteri Berkuasa Penuh pada tahun 1950 dan meningkatkan hubungan diplomatik mereka ke tingkat Duta Besar pada tahun 1959. Hubungan bilateral Republik Islam Iran dan Republik Indonesia selalu ramah selama perjalanan sejarah menikmati kerja sama bilateral politik, ekonomi dan budaya yang aktif.
Selama beberapa tahun terakhir, para pejabat senior kedua negara telah melakukan banyak pertemuan dan konsultasi. Presiden Republik Islam Iran saat itu melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada tahun 2006. Selama kunjungan ini, 6 MOU kerjasama telah ditandatangani di berbagai bidang politik dan ekonomi. Yang terhormat bapak Susilo Bambang Yudhoyono, mantan presiden Republik Indonesia, memimpin delegasi politik dan ekonomi tingkat tinggi, membalas kunjungan ke Iran pada tahun 2008. MOU penting telah disimpulkan selama kunjungan ini juga.
Yang terhormat Bapak Boediono, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, juga mengunjungi Tehran dengan didampingi oleh delegasi ekonomi dan politik tingkat tinggi untuk berpartisipasi dalam KTT ke-16 Gerakan Non-Blok di Teheran pada Agustus 2012. Selama masa tinggalnya, Bapak Boediono mengunjungi Pemimpin Tertinggi dan mantan presiden Republik Islam Iran.
Pada tahun 2013, Yang Mulia Dr. Zarif, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran bertemu dengan Bapak Marty Natalegawa, mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di sela-sela Majelis Umum PBB di New York. Pada 2019, selama Asian Talks Tour, Dr. Zarif berkunjung ke Indonesia dan mengadakan pembicaraan dengan Yang Mulia Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Repbublik Indonesia. Selama pertemuan tersebut, doktrin Republik Islam Iran tentang JCPOA dalam situasi saat ini telah dielaborasi dan persyaratan untuk komitmen pihak lain terhadap kewajibannya dan manfaat Bangsa Iran dari kepentingan ekonomi JCPOA telah ditekankan oleh Menteri Luar Negeri Iran. Mendukung promosi konsultasi politik dan kerja sama bilateral mengenai isu-isu terpenting Dunia Islam dan Organisasi Internasional lainnya adalah beberapa isu lain yang dibahas dalam pertemuan ini.
Pada 2015, Yang Mulia Dr. Rouhani, Presiden Republik Islam Iran, memimpin delegasi tingkat tinggi, berpartisipasi dalam peringatan konferensi Asia-Afrika di Indonesia; baik Presiden Iran maupun Presiden Indonesia melakukan pertemuan empat mata. Sebagai balasan, Yang Mulia Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, juga berkunjung kembali ke Tehran pada tahun 2016 dan hubungan bilateral di semua bidang telah ditinjau. Sebelum kunjungan ini, Yang Mulia Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia lebih dulu mengunjungi Tehran pada tahun 2015 untuk mewujudkan pertemuan presiden ini.
Kerjasama bilateral kedua negara dalam komunitas dan organisasi internasional, termasuk PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Kerjasama Islam dan D-8, selalu ramah dan konstruktif. Kedua negara menikmati kerja sama erat mengenai isu-isu internasional terutama masalah Nuklir Iran dan Hak Asasi Manusia.
Sejauh ini, 9 pertemuan komite konsultatif bersama telah diadakan di tingkat Wakil Menteri Urusan Luar Negeri dan dalam kerangka ini, banyak topik termasuk isu-isu politik, budaya, ekonomi dan internasional telah ditinjau. Putaran pembicaraan terakhir diadakan secara virtual pada tanggal 30 juni 2021.
Pada 21 April, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran HE. Mohammad Javad Zarif berkunjung ke Jakarta dan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri RI IbuRetno Me
Arsudi. Dalam pertemuan tersebut, Menlu Iran menyatakan kesiapan Republik Islam Iran untuk lebih mengembangkan hubungan persaudaraan antara kedua negara. Ia menghargai posisi berprinsip Indonesia di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA) dan melaksanakan Resolusi 2231. Dr. Zarif juga menyambut pertumbuhan hubungan perdagangan kedua negara dan perjanjian bilateral yang bermanfaat bagi kapasitas Komisi Ekonomi Bersama dan strategi lain untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Presiden Iran Y.M. Seyyed Ebrahim Raisi didampingi oleh Ibu Negara Jamileh Alamolhoda akan melakukan kunjungan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023 dan diterima oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 23 Mei 2023 di Istana Kepresidenan Bogor. Pejabat yang akan mendamping Presiden Iran, antara lain Wakil Presiden Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Menteri Luar Negeri, Menteri Informasi dan Teknologi Komunikasi, Menteri Perminyakan serta sejumlah Wakil Menteri dan Pimpinan lembaga pemerintah.
Kunjungan terakhir Presiden Iran ke Indonesia dilakukan pada pada 23-24 April 2015, ketika Presiden Hassan Rouhani menghadiri Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia - Afrika. Sementara itu, Presiden Joko Widodo berkunjung ke Iran pada 14 Desember 2016.
Presiden Raisi dijadwalkan akan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, di Jakarta sebelum melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor pada hari Selasa, 23 Mei 2023.
Selanjutnya, Presiden Raisi juga diagendakan pertemuan dengan Ketua DPR RI dan Ketua MPR RI serta berkunjung ke Masjid Istiqlal.
Dalam kunjungan ini akan disepakati beberapa perjanjian yang penting dalam pemajuan hubungan bilateral RI Iran a.l. PTA dan beberapa MoU terutama di bidang ekonomi dan juga penanganan narkotika